Treatment Larangan Merokok bagi Generasi Milenial

          Pekan lalu Harian Kompas selama seminggu menulis beberapa artikel mengenai Generasi Y atau Generasi Milenial, apa sih sebenarnya arti Generasi Y atau Generasi Milenial tersebut?
Menurut Harian Kompas Generasi Milenial atau Generasi Y disebut mewadahi orang-orang yang lahir antara tahun 1980 dan 1999. Rentang usia mereka masuk dalam kategori sangat produktif, yakni 17-36. Generasi ini jelas membawa bonus demografi yang besar bagi masa depan negara ini kelak. Akan tetapi hal tersebut bisa berdampak positif ataupin negatif, salah satu dari dampak negatif nya akan kita bahas disini salah satunya adalah merokok.

Generasi Milenial


Menurut data terbaru Global Youth Tobacco Survey (GYTS) 2014 yang saya kutip dari CNN Indonesia 18,3 persen pelajar Indonesia sudah punya kebiasaan merokok, dengan 33,9 persen berjenis laki-laki dan 2,5 persen perempuan. GYTS 2014 dilakukan pada pelajar tingkat SMP berusia 13-15 tahun.
Data perokok rata-rata masyarakat Indonesia (usia 15 tahun ke atas) adalah sekitar 30 persen, artinya dengan bertambahnya umur maka persentase perokoknya terus meningkat.

GYTS 2014 juga menunjukkan bahwa sebagian besar perokok pelajar tersebut masih merokok kurang dari lima batang sehari. Tapi, ternyata 11,7 persen perokok pelajar laki-laki dan 9,5 persen pelajar perempuan sudah mulai merokok sejak sebelum usia 7 tahun.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir separuh (47,2 persen) pelajar perokok Indonesia ternyata sudah dalam status adiksi, atau ketagihan. Hal ini ditunjukkan dengan mereka biasanya sudah ingin merokok pada saat pertama bangun tidur.

Di sisi lain, hampir semua perokok pelajar yang diteliti GYTS 2014 (88,2 persen) sebenarnya ingin berhenti merokok, walaupun hanya seperempatnya (24 persen) yang pernah menerima bantuan program atau profesional untuk berhenti merokok.

Hampir semua pelajar pada penelitian ini setuju pelarangan merokok di dalam ruangan di tempat umum (89,4 persen), dan 80,9 persen juga setuju pelarangan merokok di luar ruang.

Generasi Milenial Indonesia merokok

Hal ini jelas sangat ironis di satu sisi Generasi Milenial adalah tumpuan harapan produktivitas di berbagai bidang bangsa Indoesia kelak seperti pelaku Start Up, pelaku Ekonomi Kreatif, Birokrasi model baru, dan segudang harapan lainnya. Namun di satu sisi dampak dari Merokok ini bisa menimbulkan kerugian yang besar, menurun nya produktivitas, teralihkan dana untuk hal lain namun lebih digunakan untuk membeli rokok, isu kesehatan, penyakit yang berhubungan dengan larangan merokok, dan masih banyak lagi.

Karena uraian diatas maka saya akan memberikan langkah-langkah Larangan Merokok bagi generasi Milenial seperti berikut:

Sesuai dengan Komunikasi Persuasif komunikasi yang bertujuan untuk mengubah atau memengaruhi kepercayaan, sikap, dan perilaku seseorang sehingga bertindak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh komunikator maka saya akan menjalankan langkah-langkah berikut:


- Afektif: perilaku di mana individu mencapai tingkat "tahu" pada objek yang diperkenalkan.

Selama ini masyarakat khususnya Generasi Milenial pastilah tahu dampak bahaya Merokok karena sudah diajarkan dari sejak bangku sekolah, di bacaan bahaya merokok di bungkus rokok, dan di berbagai tempat umum. Namun yang belum mereka ketahui adalah dampak di masa depan dari Merokok tersebut,
Seharusnya bagi Generasi Milenial yang umumnya sudah berusia bekerja 21-36 diberi pemahaman bahwa gaji mereka selama sebulan apabila dibelikan rokok selama sebulan bisa menghasilkan biaya sekian misalnya, yang sebetulnya bisa digunakan untuk keperluan lain atau diberi pemahaman lain lagi bahwa karyawan yang sakit terindikasi dari merokok biaya nya tidak akan dicover perusahaan, apabila mengajukan klausul asuransi akan ditolak, dan dalam skema BPJS Kesehatan Rumah Sakit yang terdaftar dengan program tersebut tidak menerima sakit akibat merokok.
Bagi Generasi Milenial yang masih di menempuh jenjang pendidikan usia 16-20 mereka akan diberi pemahaman bahwa Pelajar atau Mahasiswa yang merokok itu jelas hal yang mengurangi nilai tambah perilaku baik mereka. Bagi yang masih SMA diberi pemahaman apabila ingin melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi akan mengetes kekuatan napas apabila yang merokok jelas itu menghilangkan peluang untuk diterima, bagi yang masih kuliah apabila ingin bekerja di suatu perusahaan atau ingin menjadi PNS juga akan dilakukan tes kesehatan yang mengukur tingkat kesehatan mereka


- Afektif: perilaku di mana individu mempunyai kecenderungan untuk suka atau tidak suka pada objek.

Pemahaman yang dilakukan diatas menurut saya jelas akan membuat para Generasi Milenial untuk berpikir ulang kembali untuk mengurangi merokok, jelas mengharapkan mereka untuk langsung berhenti merokok adalah pemikiran keliru, Namun pemahaman yang dilakukan berulang-ulang kali jelas akan mempengaruhi sedikit perilaku mereka. Resistensi atas pemahaman tersebut pasti akan muncul, ada yang setuju dengan pemahaman tersebut dengan dasar akan berdampak positif bagi mereka, ada yang biasa-biasa saja cuek tidak peduli, ada pula yang tidak setuju dengan beranggapan mengurangi atau berhenti merokok adalah perbuatan yana sulit, dan pastinya mereka para stakeholder di Industri Tembakau dan para pelaku nya.

- Konatif: perilaku yang sudah sampai tahap hingga individu melakukan sesuatu (perbuatan) terhadap objek.

Pemahaman sudah, kecenderungan mengurangi tetap atau menambah konsumsi rokok juga sudah dilakukan, maka yang terakhir di pikiran mereka adalah Bagi mereka generasi milenial yang sudah bekerja, jika biasanya sebulan bisa menghabiskan dana hampir 250 ribu untuk puluhan bungkus rokok atau belasan selop rokok, maka dengan mengurangi konsumsi rokok per hari, dana nya bisa digunakan untuk keperluan lain. Bagi yang masih bersekolah dan kuliah maka dana jajan untuk merokok nya dapat dikurangi, karena akan berpikir untuk masa depan mereka. Jika terus merokok, maka akan mengancam peluang melanjutkan masa depan atau cita-cita mereka. Pilihan nya sebenarnya cukup sederhana merokok cita-cita akan terhambat, berhenti merokok cita-cita akan membuat jalur cita-cita berjalan lancar.


itu adalah sedikit Treatment Larangan Merokok dari saya untuk para Generasi Milenial, jelas langkah-langkah diatas jauh dari kata sempurna, namun setidaknya sedikit saran saya bagi sesama Generasi Milenial.

Daftar Pustaka:
- http://print.kompas.com/baca/2016/03/14/Menunggu-Performa-Generasi-Y
- http://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20150531094612-255-56771/18-persen-pelajar-indonesia-sudah-jadi-pecandu-rokok/
- https://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_persuasif

Artikel ini dibuat untuk tugas mata kuliah Komunikasi Sosial dan Pembangunan 
Kelas B Semester Genap 2016 dengan dosen Ibu Dwi Ajeng Widarini S.Sos. M.Si 
di Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)
Penulis: 

I Gede Adnyana Bandesa
2014 41 160

Komentar

Postingan Populer